search

Saturday, November 22, 2008

Global Recession

Siapa yang masih memungkiri resesi 2008 ini belum terasa? Mungkin yang tingal di pelosok pedesaan (maaf bukan menghina, hanya kira-kira, karena belum tanya-tanya)
Gambaran paling sederhana di lingkungan kerja sepinya jalanan yang biasannya di kawasan Gunung Putri Bogor macet mau pagi atau sore kecuali hari libur. Sehabis lebaran masih ramai sering macet tapi begitu bulan November ini begitu lancar, banyak sesama karyawan bersyukur jalanan lancar dan dapat tepat waktu datang ke kantor dan pulang masih sore bisa JJS. Namun ternyata di balik itu perusahaan garmen banyak yang tutup atau hanya sekitar kurang dari setengahnya karyawati yang kelihatan masuk pada pagi hari dan sedit sekali yang pulang jam 4 sore.
Jika menyimak berita di belahan benua lain Eropa atau Amrik yang sektor paling terpukul adalah otomotif, CMIIW ya. (tentu kalau bank/finance perumahan babak belur dari awal tahun). Mercedes, Ford, Toyota dll mengurangi produksi karena berkurangnya permintaan bahkan General motor sudah menutup beberapa pabriknya untuk sementara, Cina sudah puluhan ribu karyawan di rumahkan, bahkan di Jateng jumlah PHK sudah mencapai ribuan.
Sektor kredit perbankan di Indonesia menurun drastis, coba saja ajukan kredit pasti sulit (hampir tanpa kecuali). Perumahan juga meurun karena KPR bunganya naik.
Di perusahaan kami mengais rejekipun penjualan sudah berkurang setengahnya.

Kelihatannya pesimistis ya…
Seperti krisis sebelumnya waktu itu banyak sekali karyawan yang terkena PHK (bahkan yang tidak) memulai wirausaha, hal ini masih berlaku kapan saja tanpa perlu krisis hanya saja perlu memilih dan memilah sesuai minat, tekun dan berusaha keras tentu akan membuahkan hasil, mulai hanya untuk bertahan hidup sampai malah jadi pengusaha (entrepreneur bahasa gayanya). Tahun 1999 banyak yang banting setir menjadi pengusaha café tenda begitu menjamur sampai sekarang masih banyak yang tetap berusaha café tenda alias warung tenda ini, ada yang meningkat pindah ke ruko sederhana.
Jangan anggap enteng café tenda ini cobalah ngobrol dengan pemiliknya, adik saya yang pernah ngobrol dengan pedagang baso (di ruko kecil) dengan beberapa karyawan, orang ini cukup terbuka ketika ditanya berapa omzet rata-rata perhari dengan datar dia bilang setidaknya sehari dapat jualan 5 juta dengan margin 20% alias sejuta sehari! Sebulan berarti 30 juta. Gaji kami sebagai karyawan swasta yang petatang petetenteng pakai laptop dari jatah kantor paling manager yang bergaji sebesar itu. Menang gaya doang penghasilan tukang baso! Bahkan saya sendiri jauh di bawah itu! Menang melek teknologi, wawasan, pakai seragam, perusahaan bonafid (perusahaannnya ingat!) kalau duit alias gaji gak bisa diadu sama tukang baso sekalipun, menyedihkan! Di sekitar tempat tinggal banyak café tenda ini mulai yang ala kadarnya sampai yang bertema tertentu.
Bukan menggurui atau melenceng dari jalur pendidikan yang ditempuh tapi realitasnya ilmu apa yang dipakai selama di bangku sekolah/kuliah semua buku masuk dus dan ditaruh entah di mana. yang mana yang dipakai?, tentu begitu pertanyaannya, apa behenti saja kuliah? Tentu tidak juga demikian, memang iklim pendidikan di negeri ini masih seperti ini. Text book, kurang sekali yang membuka kelas wirausha. Wirausaha juga tentu bukan tanpa resiko, bisa menghasilkan tapi belumtentu bisa menjual dan me-manage-nya. karena jadi karyawan dengan gaji tertentu sangatlah nyaman selain rendah resikonya, tapi begitu di PHK atau pensiun bingung mau usaha apa? Usaha sampingan (bukan KORUPSI ya!) sangat penting dikembangkan sambil kerja sebagai karyawan dan jangan hanya satu saja, 2 atau tiga, jatuh bangun, rugi, janganlah berhenti. Coba terus sampai punya pijakan lain selain jadi orang gajian.
Pertanyaan berikutnya usaha apa? Bidang apapun bisa dikembangkan dan ditekuni terutama yang hobby, kenapa karena kita bisa menikmati pekerjaannya. Seperti di Bogor atau daerah yang air cukup melimpah dan subur sangat cocok untuk agri/pertanian, perikanan. Intinya yang menjadi barang konsumsi sehari-hari. Obat-obatan kenapa banyak yang stress dan stress memicu sakit.
Mau coba jadi selebriti? Sebaiknya perhitungkan dengan matang, contoh nyata program kayak idol/penyanyi yang pakai sms untuk memilihnya di TV, ada yang menghabiskan 8 milyar sampai jadi juara dan dapt kontrak dari perusahaan TV ini sebesar 1 milyar, memang banyak tapi keluarganya sudah kehabisan uang dan tempat tinggal, tekornya kebanyakan dan itu 7 milyar adalah utang keberbagai orang harus dibayar sooner or later! Yang untung provider smsnya dan premium number kaya 6*8*. Entah dalam jangka panjang pemenang ini bisa maju atau tidak. Sekarang merana!

Tapi tetap tahun depan inginnya tidak begitu dahyat efeknya. Semoga!

Sekedar inspirasi Sylvester stalon untuk jadi bintang film laga terkenal sekarang ini. Bapak ini menjajakan script film dengan syarat dia sebagai bintangnya dengan judul Rocky tentang perjuangan petinju. Pertama dia berusaha menulis script tentunya setelah itu menjajak script dengan syarat tadi ke berbagai produser film sampai 1500 kali lebih, saya lupa tepatnya berapakali dan akhirnya dia seperti sekarang ini, tentu dia bukan jenis good looking man untuk ukuran cewek ngomongnya pun cadel. Tapi berhasil! Coba di berhenti di 1499 (kalau angka 1500 kali nyoba tadi benar, yang benarnya lebih dari itu tapi kurang dari 1600 kali), tentu tidak berhasil alias gagal.
Yang kedua cahaya di malam hari dari dari bola lampu, sang penemu pak Thomas Edison mencoba sampai 9999 jenis bahan (ini juga bukan angka persis, sekitar itulah) jadi yang 9998 percobaan itu gagal lah, sia-sia kalau kata kita sih, jawabannya dia ini malah berbeda dari itu, justru katanya saya jadi tahu bahwa bahan yang 9998 itu tidak bisa digunakan untuk bola lampu. Coba saja dia berhenti di angka 9998 tentu kita masih pakai lilin dan lampu templok (andai gak ada yang nyoba, nyatanya ada yang bernama Dr Tesla).
Ya tulisan ini memenang ditujukan untuk pembaca tapi saya pun menjadikannya penyemangat, karena tahun depan mungkin tidak seindah tahun 2007 2008 (sebelum September). Mari gunakan kecerdasan kita. BTW mengenai kecerdasan bawaan lahir kita bisa googling dengan keyword Nedd Herman, beliau ini menemukan cara mengetahui kekuatan kecerdasaan bawaan. Kalau versi Indonesia bisa baca buku “Kubik Leadership” yang lebih diperkaya dengan hasil penelitian dari pengarangnya dan peneliti lainnya.

Untuk pemerintah kita, saya bukan siapa-siapa apalagi anggota DPR (yang bayak dikejar KPK). Tapi sangat berharap untuk mempunyai program seperti target tertentu yang realistis dan melibatkan rakyat dan massif mengerahkan segala kemampuan masyarakat untuk mandiri (memang ada PnPn Mandiri, tapi kurang berasa dan parsial, inisiatif dari masyarakat, rakyat mikir sudah meilih pemimpin yang harusnya wakil yang membela dan memeperbaiki keadaan rakyat), seperti bidang pertanian yang terbengkalai, program yang mengawang-awang seperti sawah sejuta hektar yang entah kayak apa progresnya. Regulasi yang melindungi petani sangat krusial, kenapa mau makan apa pertani yang 33% populasinya malah import yang digerogoti korupsi dan berkualitas rendah, kenapa bukan beras Cianjur yang jelas bagus? Penjaminan harga yang pasti tidak terlalu bebas ditentukan pasar (tengkulak dan spekulan) . Mentalitas aparat yang korup akut perlu ditebas sampai 2 generasi juga pelu segera dirombak kalau tidak dibuat regulasi boleh menerima komisi maksimal 5 % agar tidak jor-joran dilegalkan jangan didiamkan dan hanya mengurusi korupsi kelas teri dan pencuri ayam tapi yang trilyunan bebas dan tidak mengembalikan uang Negara yang notabene rakyat yang membayarnya dari pajak dan macam-macam retribusi (itupun dikorupsi). Eh kampret ini melenggang dengan gagah, bahkan anggota DPR dan aparat yang koruppun demikian, ngeles kiri kanan, jangan heran kalau Pemilu 2009 sepi yang nyoblos (gak ngajak golput lho, bukan takut ditangkap tapi harus punya pilihan karena masih ada yang amanah!)
Kalau tidak dibenahi Negara ini akan jalan mundur dan bahan pelecehan Negara tetangga, coba datang ke Singapura, orang Indonesia tuh cuma dipandang ¼ mata tuh! Peruh curiga. Di Malaysia, Saudi Cuma jadi kuli kasar (memang ada juga yang professional, but they are few in number).
Pemerintah punyalah program jangka pendek dan panjang kayak dulu diberbagai bidang. Sosialisasikan jangan cuma jadi slogan doang, kurangi pungutan liar, mudahkan/perpendek birokrasi! Perbaiki pendidikan jangan jadi bangsa kuli di negeri sendiri keuntungan dibawa orang asing karena perusahan BUMN bagus malah dijual! Agar masa depan lebih dapat diramalkan dan focus.

No comments: